Gerakan Sup Ine

Sup Ine Melanesia
Home » » keluarga korban bersama SKP HAM PAPUA, menagih janji jokowi terkait kasus paniai

keluarga korban bersama SKP HAM PAPUA, menagih janji jokowi terkait kasus paniai

Written By Gerakan Sup Ine Melanesia on Jumat, 29 April 2016 | 04.52

Tragedi kasus paniai berdarah, 8 des 2014 (foto:ist)


JAYAPURA,SUPINEMELANESIA.blogspot.com--- Solidaritas
Korban Pelanggaran HAM Papua, bersama keluarga korban kasus paniai 8 desember 2014, menanyakan komitmen jokowi dalam meneylesaikan kasus ini.

The Solidarity With Victims of Human Rights Violation-Papua




Press Release

Kami keluarga korban kasus Paniai 8 Desember 2014 dan SKP HAM Papua menagi janji
Presiden RI, (Joko Widodo). Dalam sambutan Natal Nasional yang disampakan secara langsung kepada masyarakat Papua khususnya dan masyarakat Indonesia di Stadion Mandala Jayapura (Papua) pada 27 Desember 2014. Presiden sempat mengungkapkan rasa keprihatinan dan simpati kepada keluarga korban dan masyarakat Papua atas kasus Paniai Berdarah yang menyebabkan 5 pelajar SMA meninggal dan 17 orang mengalami luka-luka. Presiden juga sempat menyampaikan bahwa kasus tersebut perlu diselesaikan agar dapat memberi rasa keadilan dan kemanusiaan bagi keluarga korban seraya berharap agar kasus serupa tidak boleh terjadi lagi di Tanah Papua.

Janji yang perna disampaikan di Lapangan Mandala adalah penghinaan yang besar bagi orang Papua. Terkait penyelesaian kasus Paniai, 8 Desember 2014, dimana kasus ini mendapat simpati  Presiden RI (Joko Widodo) yang disampaikan secara langsung kepada masyarakat Papua. Sebagai kepala Negara berjanji untuk penyelesaian kasus Paniai, tetapi dari sekian kali kunjungan ke Papua, mana kemauan dan tindakan nyata untuk penyelesaian kasus Paniai berdarah?

Para pelaku penembakan yang menyebabkan 5 pelajar meninggal dan 17 orang luka-luka belum juga diketahui. Sementara Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM) RI sebagai institusi yang mestinya bertugas melakukan investigasi dan penyelidikan atas kasus ini belum juga melakukan langkah-langkah berarti yang lebih maju, meski telah dibentuk Tim Ad Hoc yang akan bertugas menginvestigasi kasus Paniai Berdarah.            

Karena itu mengingat masih berlarut-larutnya penyelesaian atas kasus Paniai Berdarah 8 Desember 2014, kami Solidaritas Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia (SKP HAM) Papua melalui kesempatan ini mendesak kepada :

1.      Presiden RI Joko Widodo harus dapat merealisasikan rasa simpati yang perna disampaikan pada Perayaan Natal Nasional bersama masyarakat Papua di Stadion Mandala Jayapura (Provinsi Papua), pada 27 Desember 2014 terkait penyelesaian kasus Paniai Berdarah 8 Desember 2014.
2.      Presiden segera menginstruksikan Kapolri, Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) untuk membuka diri dan mengizinkan anggotanya yang diduga terlibat dalam kasus Penembakan di Paniai 8 Desember 2014 untuk dimintai keterangannya oleh Tim Ad Hoc yang telah dibentuk Komnas HAM RI.
3.      Kepada Komnas HAM RI agar berdasarkan janji yang perna disampaikan dalam pertemuan di kantor redaksi Tabloid Jubi (alamat; Perumnas 2 Waena, Kota Jayapura) pada 14 Desember 2015 untuk segera merealisasikan penanganan kasus Paniai Berdarah melalui Tim Ad Hoc yang telah dibentuk. Sebab kami dari SKP HAM Papua siap memberikan dukungan untuk mengawal kerja-kerja Tim Ad Hoc.


Demikian pernyataan kami, atas kerjasama-nya diucapkan trima kasih

KontraS Papua, KPKC Sinode GKI, KPKC Fransiskan Papua, KPKC Kingmi Papua, SKP Keuskupan Timika, Dewan Adat Paniai, BUK Papua, Garda-Papua, Gempar Papua, GMKI, PMKRI, FIM, AMPTPI, Fisip Uncen)


                                                                                             

                                                                                            Jayapura, 29 April 2016

Koordinator,




Peneas Lokbere
















Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Translate



 
Support : Suara Pasema | Gerakan Akar Rumput | Your Link
Copyright © 2015. Sup Ine Melanesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by Suara Pasema
Proudly powered by Blogger